Konversi energi yang terjadi pada motor bakar torak
berdasarkan pada siklus termodinamika. Proses sebenarnya amat komplek, sehingga
analisa dilakukan pada kondisi ideal dengan fluida kerja udara.
Idealisasi proses tersebut sebagai berikut:
1.
Fluida kerja dari awal proses hingga
akhir proses.
2.
Panas jenis dianggap konstan
meskipun terjadi perubahan temperatur pada udara.
3.
Proses kompresi dan ekspansi
berlangsung secara adiabatik, tidak terjadi perpindahan panas antara gas dan
dinding silinder.
4.
Sifat-sifat kimia fluida kerja tidak
berubah selama siklus berlangsung.
5.
Motor 2 (dua) langkah mempunyai
siklus termodinamika yang sama dengan motor 4 (empat) langkah.
Gambar Diagram P-V dan T-S
siklus otto
(Cengel & Boles, 1994 : 451)
1.
Siklus Otto
(Siklus udara volume konstan)
Pada siklus otto atau siklus volume konstan proses
pembakaran terjadi pada volume konstan, sedangkan siklus otto tersebu ada yang
berlangsung dengan 4 (empat) langkah atau 2 (dua) langkah. Untuk mesin 4
(empat) langkah siklus kerja terjadi dengan 4 (empat) langkah piston atau 2
(dua) poros engkol. Adapun langkah dalam siklus otto yaitu gerakan piston dari
titik puncak (TMA=titik mati atas) ke posisi bawah (TMB=titik mati bawah) dalam
silinder.
Gambar 2. 2. Diagram P-V dan T-S siklus otto
(Cengel & Boles, 1994 : 458)
Proses siklus otto sebagai berikut :
Proses 1-2 : proses kompresi isentropic (adiabatic
reversible) dimana piston bergerak menuju (TMA=titik mati atas)
mengkompresikan udara sampai volume clearance sehingga tekanan
dan temperatur udara naik.
Proses 2-3 : pemasukan kalor konstan, piston sesaat
pada (TMA=titik mati atas) bersamaan kalor suplai dari sekelilingnya serta
tekanan dan temperatur meningkat hingga nilai maksimum dalam siklus.
Proses 3-4 : proses isentropik udara panas dengan tekanan tinggi
mendorong piston turun menuju (TMB=titik mati bawah), energi dilepaskan
disekeliling berupa internal energi.
Proses 4-1 : proses pelepasan kalor pada volume konstan
piston sesaat pada (TMB=titik mati bawah) dengan mentransfer kalor ke
sekeliling dan kembali mlangkah pada titik awal.
Beberapa rumus yang digunakan untuk
menganalisa sebuah siklus Otto adalah sebagai berikut :
1. Proses Kompresi Adiabatis
T2/T1 = r^(k-1); p2/p1 = r^k
2. Proses Pembakaran
Isokhorik
T3 = T2 + (f x Q / Cv) ;
p3 = p2 ( T3 / T2)
3. Proses Ekspansi / Langkah
Kerja
T4/T3 = r^(1-k) ; p4/p3
= r^(-k)
4. Kerja Siklus
W = Cv [(T3 – T2) – (T4 –
T1)]
5. Tekanan Efektif Rata-rata
(Mean Effective Pressure)
pme = W / (V1 – V2)
6. Daya Indikasi Motor
Pe = pme . n . i . (V1-V2) . z
Dimana parameter – parameternya
adalah :
p = Tekanan gas (Kg/m^3)
T = Temperatur gas (K; Kelvin)
V = Volume gas (m^3)
r = Rasio kompresi (V1 – V2)
Cv = Panas jenis gas pada volume
tetap ( kj/kg K)
k = Rasio panas jenis gas (Cp/Cv)
f = Rasio bahan bakar / udara
Q = Nilai panas bahan bakar (kj/kg)
W = Kerja (Joule)
n = Putaran mesin per detik (rps)
i = Index pengali; i=1 untuk 2
tak dan i=0.5 untuk 4 tak
z = Jumlah silinder
P = Daya ( Watt )
DAFTAR PUSTAKA
https://temonsoejadi.wordpress.com/2014/04/25/siklus-mesin-otto-diesel-dan-gabungan/
(Di Akses Rabu, 25 Maret 2015, jam 22:30 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar