SUHU
Suhu pada suatu benda dapat mengalami perubahan. perubahan suhu tersebut dapat mengakibatkan perubahan sifat-sifat pada benda tersebut. sifat-sifat benda yang berubah karena perubahan suhu disebut dengan sifat termometrik zat yakni:
a. Pemuaian zat padat
b. Pemuaian zat cair
c. Pemuaian gas
d. Tekanan zat cair
e. Tekanan udara
f. Regangan zat padat
g. Hambatan zat terhadap arus
listrik
h. Intensitas cahaya (radiasi)
Termometrik :Mengetahui panas
dinginnya suatu benda atau zat denganmempergunakan indra peraba merupakan
penilaian yangsubyektif dan tidak ilmiah
Alat yang dipakai untuk pengukuran
suhu disebutTermometer, prinsip dasarnya adalah fenomena pemuaianyang merupakan
indeks temperatur Contoh : Termometer airraksa, dan termometer alkohol
Macam-macam Termometer :
a)Termometer air raksa atau alkohol
b)Termometer tahanan (termistor
termometer)
c)Termometer elemen (termocouple)
d)Pyrometer optike)Termometer gas
bervolume tetap
PEMUAIAN
Pada umumnya , zat padat, zat cair
dan gas akan memuai ketika dipanaskan dan menyusut ketika didinginkan
kecuali air. Air memiliki suatu
keistimewaan, yaitu dipanaskan dari suhu 0oC sampai pada 4oC maka air akan
menyusut dan jika didinginkan dari suhu 4oC sampai pada 0oC maka air akan
memuai
Pemuanain Zat Padat
Pada umumnya zat memuai jika suhunya
naik
Muai panjang Lt = L0 + ΔL = L0 + α
L0 ΔT = L0 (1 + α ΔT)
L0 = panjang mula-mula (m)
Lt = panjang pada suhu T (m)
α = koefisien muai panjang (K-1)
ΔL = perubahan panjang (m)
ΔT = perubahan suhu (K)
Muai luas
At = A0 + ΔA = A0 + βA0 ΔT = A0 (1 +
β ΔT)
A0 = luas mula-mula (m2)
At = luas pada suhu T (m2)
β = koefisien muai luas (K-1)
ΔA = perubahan luas (m2)
ΔT = perubahan suhu (K)
Muai volume
Vt = V0 + ΔV = V0 + γV0 ΔT = V0 (1 +
γΔT)
V0 = volume mula-mula (m3)
Vt = volume pada suhu T (m3)
γ = koefisien muai volume (K-1)
ΔV = perubahan volume (m3)
ΔT = perubahan suhu (K)
Contoh kerugian akibat pemuaian zat
padat
-
Retaknya beton pembatas jalan
- Bengkoknya rel kereta api
- Runtuhnya jembatan
Solusi
:
Beton
pembatas jalan dibuat terputus-putus
Rel
sambungan dibuat celah atau runcing
Ujung
jembatan dibuat celah pemuaian
PERPINDAHAN PANAS
Kalor berpindah dari bendayang
suhunya tinggi kebenda yang suhunya rendah.Ada 3 cara perpindahan kaloryaitu
konduksi, konveksi danradiasi
PERPINDAHAN PANAS (TRANSFER PANAS)
- Rata-rata reaksi kimia di dalam
tubuh tergantung pada temperature
- Hukum Vant Hoof menyatakan “ bahwa
reaksi kimia tubuh seiring dengan menurunnya temperatur”
- Fungsi pengaturan suhu terutama
terletak pada reaksi biokimia dari organisme itu sendiri
Contoh : Keadaan hipotermia pada
operasi jantung agar dapat mencegah terjadinya kekurangan oksigen , aliran
darah dapat terhenti sejenak tanpa membahayakan jaringan, karena jaringan yang
hipotermia membutuhkan oksigen yang sangat rendah.
CARA PERPINDAHAN PANAS
Ada 3 cara suatu energi panas dapat
lepas atau masuk ke dalam tubuh yakni :
1.
Konduksi (penghantaran) Proses
transfer panas objek yang suhunya lebih tinggi ke objek yang suhunya lebih
rendah dengan jalan kontak langsung.
Contoh
: pada pengompresan pasien yang demam.
2. Konveksi (aliran) Transfer panas yang terjadi dalam bentuk
aliran. Dapat terjadi karena perbedaan massa jenis antara udara panas dan udara
dingin Dapat terjadi bila angin secukupnya mengalir melalui tubuh Pertukaran
panas dan gaya konveksi berbanding lurus dengan kecepatan udara dan perbedaan
temperatur antara kulit dan udara.
Contoh
pada mesin penghangat ruangan, pendinginan melalui kipas angin
3.
Radiasi (aliran) Adalah transfer
energi panas dari suatu objek kepada objek lain tanpa adanya kontak langsung
Contoh : Radiasi dari cahaya matahariEvaporasi (penguapan) Adalah transfer
panas dari bentuk cairan menjadi uap Dapat terjadi apabila :a. Adanya perbedaan
tekanan uap air antara keringat pada kulit dengan udarab. Temperatur lngkungan
di bawah normal sehngga evaporasi keringat terjadi (dapat menghilangkan panas
dari tubuh)c. Adanya gerakan angind. Adanya kelembaban
proses perpindahan kalor tanpa disertai pepindahan partikel.
Setiap zat dapat menghantar kalor secara konduksi baik zat yang tergolong
konduktor maupun isolator
Banyaknya kalor (Q) yang berpindah melalui dinding dalam
waktu t dinotasikan : Q kA∆ T = t d
àPerpindahan kalor secara konduksi
Konduksi
Pemuaian zat Pada umumnya zat memuai jika suhunya naik
Muai panjangLt = Lo + ΔL = Lo + α L ΔT = Lo (1 + α ΔT)
Lo = panjang mula-mula (m)
Lt = panjang pada suhu T (m)
α = koefisien muai panjang (K-1)
ΔL = perubahan panjang (m)
ΔT = perubahan suhu (K)
Pemuaian zat Pada umumnya zat memuai jika suhunya naik
Muai luasAt = Ao + ΔA = Ao + βAo ΔT = Ao (1 + β ΔT)
Ao = luas mula-mula
(m2)
At = luas pada suhu T (m2)
β = koefisien muai luas (K-1)
ΔA = perubahan luas (m2) ΔT = perubahan suhu (K)
Pemuaian zat Pada umumnya zat memuai jika suhunya naik
Muai volumeVt = V0 + ΔV = V0 + γV0 ΔT = V0 (1 + γΔT)
V0 = volume mula-mula (m3)
Vt = volume pada suhu T (m3)
γ = koefisien muai volume (K-1)
ΔV = perubahan volume (m3)
ΔT = perubahan suhu (K)
Pemuaian zat cair
Pada zat cair hanya terjadi pemuaian volume atau ruang saja
yang dirumuskan : V = Vo (1 + γ ΔT)•
Pada zat cair ,ketika suhunya naik ,volumenya akan bertambah
sementara massanya tetap. Akibatnya , massa jenis zat berkurang. Massa jenis
zat cair setelah pemuaian dirumuskan ; ρ ρ= 0 (1 +γ T ) ∆ ρo = massa jenis zat
mula-mula (g/cm3)
Telah disebutkan sebelumnya bahwa pada pemuaian , air
memiliki suatu keistimewaan. Keistimewaan ini disebut anomali air, anomali air
dapat dinyatakan dengan grafik seperti berikut : V(cm3) ρ(g/cm3) T(oC) T(oC) 0
4 0 4 Perubahan volume terhadap suhu Perubahan massa jenis terhadap suhu
Pemuaian gas
Seperti zat cair pada gas juga hanya terjadi pemuaian volume
atau ruang saja. Besar koefisien muai volume untuk semua jenis gas adalah sama
yaitu : 1 γ gas = 0 273 CAda 3 hukum tentang gas yang berkaitan dengan pemuaian
gas
1.Hukum Boyle
Hukum Boyle menjelaskan tentang pemuaian gas pada suhu tetap
(proses isotermis) ,yaitu pada gas walaupun suhunya konstan, volumenya bisa
berubah karena adanya perubahan tekanan• p1V1 = p2V2 atau p.V = konstan• p =
tekanan gas (atm,N/m2, Pa) p• V = volume gas (cm3 atau m3) V 0
2.Hukum Charles atau Hukum Gay Lussac
Hukum Charles atau hukum gay Lussac menjelaskan tentang
pemuaian gas pada tekanan tetap (proses isobarik), yaitu bila gas dipanaskan
pada tekanan tetap maka suhu dan volume berubah. V1 V2 V = atau = kons tan T1
T2 T Dengan T = suhu mutlak gas (K)
3.Hukum Tekanan
Hukum tekanan menjelaskan tentang pemuaian gas pada volume
tetap (proses isohorik) ,yaitu apabila gas dipanaskan pada volume tetap ,maka
tekanan dan suhu berubah p1 p2 p = atau =kons tan T1 T2 T
4.
Hukum Boyle-Gay Lussac/ Persamaan
Gas Ideal
Apabila
ketiga hukum di atas digabungkan ,maka akan diperoleh suatu persamaan p1v1 p 2
v 2 pv umum yang disebut = atau = kons tan persamaan gas yang hanya T1 T2 T
berlaku pada gas ideal dengan tekanan diukur dalam keadaan absolut (yaitu dalam
atm) dan suhu dinyakatan dengan suhu absolut (yaitu dalam Kelvin).
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.slideshare.net/asyariefsatrioningnagoro/suhu-kalor-termodinamika
(Di Akses Kamis, 30 April 2015, jam 13:34)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar