Menurut
hukum II Termodinamika, tak mungkin didapatknan mesin panas yang bekerja
antara dua tandon panas dengan efisiensi 100 persen. Carnot
menemukan bahwa semua mesin reversibel yang bekerja antara dua tandon panas
mempunyai efesiensi yang sama dan bahwa tidak ada mesin yang dapat mempunyai
yang lebih besar daripada efesiensi mesin reversibel. Hasil
ini dikenal sebagai teorema Carnot yaitu :
“tidak ada mesin yang bekerja
di antara dua tandon panas yang tersedia yang dapat lebih efesien daripada
mesin reversibel yang bekerja di antara kedua tandon itu”.
Beberapa syarat yang diperlukan agar
proses bersifat reversibel:
1. Tidak
ada energi mekanik yang dapat hilang karena gesekan, gaya viskos, atau gaya
disipatif lain yang menghasilkan panas.
2. Tidak
ada konduksi panas karena beda temperatur.
3. Proses
harus kuasi-statik agar sistem selalu dalam keadaan setimbang (atau sangat
dekat dengan keadaan setimbang).
Tiap
proses yang melanggar salah satu kondisi diatas merupakan proses
irriversibel. Kebanyakan proses yang terjadi di alam bersifat irriversibel.
Carnot, dalam tahun 1824, adalah
orang yang pertama kali memperkenalkan suatu proses siklik kedalam teori
termodinamika yang sekarang dikenal sebagai siklus Carnot. Carnot
terutama sekali tertarik di dalam meningkatkan mesin uap. Usaha Carnot
ini dapat dikatakan sebagai landasan pengetahuan tentang termodinamika.
Siklus
Carnot dapat dilaksanakan dengan system yang bersifat apapun. Boleh zat padat,
cair atau gas, atau juga saput permikaan (surface film), atau zat paramagnetic.
Bahkan system boleh juga mengalami perubahan fase selama siklus
tersebut. Dan mesin reversibel yang memakai gas ideal sebagai
zat kerjanya , dikenal dengan istilah yaitu siklus Carnot.
Siklus Carnot
.
Gambar 1.1
siklus Carnot untuk gas ideal.
Siklus
dimulai pada keadaan 1 dengan absorsi panas isotermal kuasi-statik dari tandon
panas pada temperatur Th. kerena panas diserap secara isotermal,
proses dapat dibalik tanpa melanggar hukum kedua Termodinamika. Usaha dilakukan
oleh gas ketika berekspansi ke keadaan 2. Dari keadaan 2 ke keadaan 3, gas
berekspansi secara adiabatik, artinya tanpa pertukaran panas. Jika ekspansi
ini dilakukan secara kuasi statik, maka proses ini bersifat reversibel.
Lebih banyak usaha dikerjakan oleh gas, dan temperatur gas turun menjadi Tc.
bagian ketiga siklus ini adalah kompresi isotermal pada temperatur Tc,
dari keadaan 3 ke keadaan 4. Selama tahapan siklus ini, usaha dilakukan pada gas,
dan panas │Qc│ dibuang ke tandon dingin pada temperatur Tc.
bagian terakhir siklus ini adalah kompresi adiabatik dari keadaan 4 ke keadaan
awal 1. Usaha kembali dilakukan selama kompresi ini. Usaha neto yang dilakukan
selama siklus ini dinyatakan oleh luasan bayang-bayang dalam gambar.
Dengan
cara yang sama, panas yang dibuang ke tandon dingin sama dengan usaha yang
dilakukan pada gas sealama kompresi isotermal pada temperatur Tc dari
keadaan 3 ke keadaan 4. Usaha ini besarnya sama dengan usaha yang dilakukan
oleh gas jika mengembang dari keadaan 4 ke keadaan 1 jadi panas yang
dibuang adalah:
Kita dapat menghubungkan volume V1,
V2, V3,dan V4 dengan menggunakan
persamaan untuk ekspansi adiabatik kuasi-statik:
Dengan menggunakan persamaan ini
pada ekspansi dari keadaan 2 ke keadaan 3, kita mendapat
Dengan cara yang sama, untuk
kompresi adiabatik dari keadaan 4 ke keadaan 1, kita mendapatkan
Dengan membagi kedua persamaan ini,
kita dapatkan
Dengan demikian, V2/V1=
V3/V4. Selanjutnya ln(V2/V1)= ln(V3/V4),
sehingga kita dapat meniadakan suku logaritmik pada persamaan
Persamaan
diatas berlaku untuk tiap mesin reversibel yang bekerja di antara tandon dengan
temperatur Th dan Tc. mesin ini menghasilkan
efesiensi terbesar yang mungkit untuk mesin yang bekerja di antara
temperatur-temperatur ini. Tidak ada mesin yang dapat mempunyai efisiensi
carnot, mesin dengan efisiensi yang lebih besar dari mesin ini akan melanggar
hukum II Termodinamika.
DAFTAR PUSTAKA
http://enha-dhiyauralvy.blogspot.com/2012/06/penerapan-hukum-2-termodinamika.html
( Di Akses Rabu, 25 Maret 2015, jam 21:44 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar