Sebelum ke perubahan fase, kita harus mengetahui apa itu fase?
FASE
Fase,
dari bahasa
Belanda, yang awalnya dari bahasa Yunani, phasisi,
bisa berarti:
1.
tahap,
tingkatan, masa
2.
Semua
perubahan yang terjadi berturut-turut daripada sebuah proses
3.
wujud
atau rupa sebuah benda. Misalkan air dalam keadaan beku disebut es. Keadaan.
Fase adalah besaran zat yang mempunyai struktur fisika
dan komposisi kimia yang seragam. Struktur fisika dikatakan seragam apabila zat
terdiri dari gas saja, cair saja, atau padat saja. Sistem dapat terdiri dari
dua fase seperti cair dan gas. Komposisi kimia dikatakan seragam apabila suatu
zat hanya terdiri dari satu bahan kimia yang dapat beebentuk padat, cari atau
gas, atau campuran dari dua atau tiga bentuk itu. Campuran gas seperti udara
atmosfer dianggapsenyawa tunggal.
Zat murni mempunyai komposisi kimia yang seragam dan
tidak berubah. Zat murni dapat berada dalam beberapa fase yaitu:
1. Fase
padat biasanya dikenal dengan es
2. Fase
cair
3. Fase
uap
4. Campuran
kesetimbangan fase cair dan uap
5. Campuran
kesetimbangan fase padat dan cair
6. Campuran
kesetimbangan fase padat dan uap
Zat murni kebanyakan mengandung lebih dari satu fase,
tetapi komposisi kimianya sama untuk semua fase. Cairan air, campuran dari
cairan air dan uap air, atau campuran es dan cairan air adalah zat murni karena
setaip fase mempunyai komposisi kimia sama yaitu H2O. Namun,
campuran udara cair dan udara gas bukan merupakan zat murni karena komposisi
fase udara cair berbeda dengan fase udara uap.
Kadang-kadang campuran gas seperti udara dianggap sebagai
zat murni sepanjang tidak ada perubahan fase karena udara mempunyai beberapa
karakteristik zat murni.
PERUBAHAN FASE
1. KEADAAN
CAIR
Jika cairan berada pada suhu lebih
rendah daripada suhu jenuh disebut cairan
subdingin (subcooled) dan disebut
cairan tekan (liquid compressed) bila tekanannya lebih tinggi dari tekanan
jenuh.
2. CAMPURAN
DUA FASE CAIR-UAP
Selama proses penguapan berlangsung
suhunya konstan karena kalor yang diserap digunakan untuk berubah fase. Pada
suhu jenuh ini sebagian zat berupa cairan dan sebagian berupa uap dan
didefinisikan suatu besaran yang disebut kualitas.
Kualitas didefinisikan hanya zat bila berada pada keadaan jenuh yaitu pada suhu
dan tekanan jenuh. Suhu akan bertambah setelah tetesan terakhir cairan air
menguap. Kualitas merupakan sifat intensif.
3. KEADAAN
UAP
Setelah semua massa cairan berubah
menjadi uap, suu akan naik lagi dan volume jenis uap ikut bertambah pula. Uap
yang berada pada suhu dia atas suhu jenuh dikatakan sebagai uap panas lanjut atau sering disebut gas. Tekanan dan suhu uap panas lanjut
adalah sifat paling bebas, karena pada keadaan ini suhu terus meningkat akan
tetapi tekanan tetap konstan.
4. PERUBAHAN
DARI FASE PADAT
Meskipun perubahan fase cair menjadi uap
menjadi perhatian utama dalam termodinamika. Namun tidak ada salahnya kita
membahas perubahan fase dari fase padat.
Perubahan dari fase padat ke fase cair
Keadaan
padat. Mula-mula silinder yang dilengkapi dengan piston diisi
dengan es 1 kg pada suhu -20oC dengan tekanan 0,1 MPa 3-2(a). Es
dipilih sebagai sistem. Es dipanaskan secara perlahan pada tekanan tetap dan
seragam, volume jenis dan suhu es bertambah secara teratur, selama es belum
mencair seluruhnya suhu akan bertambah terus. Ketika suhunya mencapai 0oC,
es mulai menjadi jenuh sehingga terjadi perubahan fase dari fase padat ke fase
cair.
Campuran
fase padat dan fase cair. Setelah es mulai melebur tampak bahwa
tidak ada kenikan suhu sekalipun terus menerus dipanaskan karena kalor yang
diserap digunakan untuk melakukan perubahan fase. Pada keadaan ini sebagian es
berubah menjadi cairan air, ditunjukkan gambar 3-2(b). Es pada keadaan ini
disebut padatan jenuh. Es akan
mancair sampai pada butiran es yang terakhir melalui proses
isothermal-isobarik. Suhu akan naik lagi setelah seluruh massa mencair. Untuk
kebanyakan zat, volume jenisnya meningkat selama proses peleburan akan tetapi
untuk air volume jenis cairan lebih kecil dibandingkan dalam bentuk padatan.
Perubahan dari fase padat fase ke fase
uap
Es pada suhu -20oC dan
tekanan 0,26 kPa dipanaskan secara perlahan pada tekanan konstan. Pada saat
suhu mencapai -10oC, es langsung berubah dari fase padat menjadi
uap. Peristiwa berubahnya fase padat menjadi fase uap disebut menyublim.
Pemanasan lebih lanjut akan menghasilkan uap panas lanjut.
Kesetimbangan tiga fase
Apabila es mula-mula bersuhu -20oC
dan tekanan 4,58 mmHg dipanaskan, saat suhunya mencapai 0,01oC
sebagian es berubah menjadi uap dan sebagian berubah menjadi cairan air. Pada
titik ini akan terjadi keksetimbnagna tiga fase yang disebut titik tripel. Data
titik tripel berbagai macam zat terpilih diberikan pada tabel 3-2.
Apa yang terjadi pada perubahan fase sehingga temperatur
tidak bertambah seiring bertambahnya panas?
Prinsip dasar yang melatar belakangi perubahan fase ini adalah penyerapan panas oleh zat.
Di termodinamika, kita diajarkan definisi panas. Panas
adalah energi yang mengalir dari sistem ke lingkungan, atau sebaliknya.
Sistem adalah sesuatu yang menjadi objek utama pengamatan
kita, sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem.
Sebuah sistem yang tersusun dari molekul-molekul umum
disebut zat (Eng.: substance), atau disebut juga
sebagai materi (Eng.: material). Orang kimia lebih
sering menggunakan istilah zat, sedangkan orang fisika lebih sering menggunakan
istilah materi. Dalam artikel ini saya menggunakan kata “zat” supaya konsisten
dengan dua artikel sebelumnya.
Misalnya air, terdiri dari sejumlah molekul H2O. Udara terdiri dari sejumlah molekul H2O, molekul O2, molekul N2 dan banyak lagi.
Molekul-molekul ini terdiri dari atom-atom yang
disusun oleh inti atom (bermuatan positif) dan elektron (bermuatan negatif).
Konfigurasi muatan-muatan ini sedemikian rupa sehingga ketika dua buah molekul
berdekatan mereka akan saling tolak-menolak, sedangkan saat mereka berjauhan
mereka akan saling tarik-menarik. Inilah dasar teori atom.
Ini seperti dua buah benda yang terikat pada
masing-masing ujung sebuah pegas seperti gambar berikut ini.
Dua massa terikat pada masing-masing
ujung pegas mengalami tarik-menarik (atas) dan tolak-menolak (bawah).
Gaya tarik-menarik dan tolak-menolak ini nilainya berbeda
saat zat berwujud padat, cair, dan gas.
Gaya tarik-menarik dan tolak-menolak yang dialami oleh
molekul-molekul ini menyebabkan mereka bergetar(vibrasi). Getaran
molekul-molekul ini terjadi dalam keadaan setimbang (ekuilibrium)
sehingga jarak rerata antarmolekul terjaga.
Ketika zat mengalami pertambahan panas, panas ini menambah
kegesitan molekul-molekul tersebut. Dalam bahasa fisika dinyatakan
sebagai “panas tersebut menambah energi kinetik molekul-molekul tersebut”. Jumlah energi
kinetik rerata molekul-molekul penyuzun zat ini dapat diamati secara
makroskopik oleh besaran yang kita kenal dengan temperatur.
Artinya, temperatur sebuah zat adalah gejala
makroskopik dari energi kinetik molekul-molekul penyusun zat tersebut.
Hubungan antara temperatur, T, dan energi kinetik rerata (K) diberikan
oleh
dengan k adalah konstanta
Boltzmann.
Mari kita mulai dari zat padat, misalnya es (air yang berupa
es, temperaturnya di bawah 0° C). Jarak antarmolekul H2O rapat, sehingga amplitudo getaran antar-H2O kecil.
Pertambahan panas akan membuat H2O menjadi lebih gesit sehingga amplitudo
getaran yang mereka alami pun makin bertambah besar. Akibatnya, jarak rerata
antarmolekul makin bertambah besar.
Jika panas terus bertambah, molekul-molekul H2O semakin gesit, jarak rerata antar-H2O semakin besar, maka gaya tarik-menarik pun
makin melemah. Selama proses ini, temperatur es terus bertambah seiring
bertambahnya panas.
Pada satu titik, saat panas terus bertambah, gaya
tarik-menarik antar-H2O tidak cukup lagi untuk menarik
molekul-molekul H2O tersebut
sehingga mereka lepas.
Jika ini terjadi, maka disebut es telah mencapai titik
cairnya (Eng.: melting point).
Selama proses ini, energi panas digunakan untuk
menyempurnakan pelepasan molekul-molekul H2O dari gaya
tarik-menariknya saat mereka berada dalam keadaan padat. Oleh sebab itu, meskipun
panas bertambah, temperatur zat tidak bertambah.
Inilah yang disebut perubahan fase zat dari padat ke cair.
Prinsip yang sama berlaku untuk perubahan fase
zat dari cair ke gas
DAFTAR PUSTAKA
- Khuriati,
Ainie. 2007. Termodinamika.
Yogyakarta:Graha Ilmu.
- http://diary.febdian.net/2014/11/20/proses-perubahan-fase-zat/ ( Di Akses Senin, 9 Maret 2015, 21:19 )
- http://id.wikipedia.org/wiki/Fase ( Di Akses Senin, 9 Maret 2015, Jam 21:31 )
saya kira tadi fase perkembangan pohon alpukat, sepertinya salah berkunjung lagi, terima kasih
BalasHapus